Bupati Garut Apresiasi Program Skrining Tiroid untuk Kesehatan Masyarakat

Bupati Garut Apresiasi Program Skrining Tiroid

BERITA GARUT, society.ruber.id – Bupati Garut Rudy Gunawan, mengapresiasi atas pelaksanaan Program RAISE Tiroid yang dicanangkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Program ini, hasil kerja sama dengan PT Merck di beberapa klinik di Kabupaten Garut.

Acara pembukaan berlangsung di Klinik Yasyfa, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Minggu, 27 Agustus 2023.

RAISE, adalah a Thyroid high-risk scReening progrAm to drIve early detection and increaSe thyroid trEatment rate, and capability advancement for Healthcare Practitioners (HCP).

Ini, adalah program skrining untuk mengidentifikasi dini risiko tinggi gangguan tiroid serta meningkatkan kesadaran dan perawatan gangguan tiroid di Indonesia.

Bupati Garut Rudy Gunawan, menyampaikan, tiroid adalah penyakit yang memengaruhi leher.

Ia menyebutkan, memiliki alasan pribadi dalam mendukung program ini karena keluarganya pernah mengalami penyakit tiroid.

“Tapi apapun ikhtiar yang dilakukan baik melalui medis, melalui dokter maupun melalui pengobatan tradisional. Itu ujung-ujungnya, kita sebagai muslim percaya bahwa itu sebagai kekuasaan Allah, kita hanya berikhtiar,” ucap Rudy.

Rudy berharap, program ini akan memberikan dampak positif pada masyarakat, terutama ibu hamil.

Ia juga menyoroti, penyakit tiroid sering terjadi pada masa lalu dengan istilah penyakit gondok.

“Kalau dulu orang Garut banyak yang gondokeun, seperti jakun ya, nanti ini kegiatan ini mungkin akan dipandu oleh dokter-dokter spesialis.”

“Tapi selaku Bupati Garut, kami memberikan apresiasi kegiatan ini, semoga ini sebagai salah satu ikhtiar bagi kita untuk menyehatkan masyarakat Garut,” ujarnya.

Ketua Pelaksana Program RAISE Tiroid di Kabupaten Garut, Shelvi Febrianti menjelaskan, program ini merupakan kerjasama antara IDI, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan PT. Merck.

Kabupaten Garut ,dipilih sebagai lokasi proyek percontohan awal program ini, dan dilaksanakan di 5 klinik. Termasuk Klinik Yasyfa, Klinik Mahesa, Klinik Cibodas, Klinik Cidatar, dan Klinik Diego.

Dr. Shelvi menyatakan, program ini berlangsung selama hampir 2 bulan di masing-masing klinik. Dengan hasil pertama yang menunjukkan sebanyak 122 orang telah menjalani pemeriksaan.

“Dan ternyata dari yang itu juga sudah ada hasilnya, tapi mungkin akan dilaporkan oleh dokter yang ada di lokasi untuk menyampaikan bagaimana hasil sementara hari ini,” ucapnya.

Program ini, menawarkan pemeriksaan dini untuk penyakit tiroid, baik hipertiroid maupun hipotiroid, tanpa biaya.

Tujuan dari program ini, mendeteksi dini kasus gangguan tiroid di Kabupaten Garut. Dengan harapan, penanganan lebih awal dapat mencegah komplikasi yang lebih serius. Terutama, bagi ibu hamil untuk mencegah stunting pada bayi dalam kandungan.

Bagi masyarakat yang ingin bergabung dalam program ini, kata Shelvi, dapat mendaftarksn diri ke klinik yang menjadi lokasi pelaksanaan Program RAISE Tiroid.

Dalam sambutannya, Penanggung Jawab Klinik Yasyfa, Yanti Widamayanti menyebutkan 4 kelompok yang berisiko tinggi terhadap penyakit tiroid.

Termasuk ibu hamil, keluarga dengan riwayat penyakit tiroid, pasien dengan gangguan lain. Seperti diabetes atau hipertensi, serta pasien dengan benjolan di leher.

Yanti menjelaskan, gangguan tiroid dibagi menjadi hipertiroid dan hipotiroid, dengan gejala dan konsekuensi yang berbeda.

Hipertiroid menyebabkan, peningkatan hormon tiroid dan gejala seperti kelelahan, kecemasan, dan denyut jantung cepat.

Di sisi lain, hipotiroid menyebabkan penurunan hormon tiroid dan gejala seperti kelemahan dan keterlambatan perkembangan. Terutama, pada anak-anak, termasuk IQ-nya lebih rendah dari rata-rata usia anak.

“Saat lahir mungkin dia berat badannya jadi rendah, lalu pertumbuhan tumbuhkembangnya juga jadi tidak normal. Misal, ada keterlambatan bicara, motorik dan mental,” katanya.

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan di Klinik Yasyfa menunjukkan bahwa dari 122 orang yang diperiksa, 29% ibu hamil menunjukkan gejala hipertiroid atau hipotiroid.

Oleh karena itu, langkah tindak lanjut diperlukan untuk memastikan ibu hamil dengan gejala tersebut mendapatkan perawatan dan pengawasan lebih intensif.

“(Pesannya) Jangan takut apabila harus dilakukan skrining tiroid, karena skrining tiroid itu bukan untuk mengetahui yang tidak ada. Tetapi, kalau sudah diketahui ada kita bisa mencegahnya,” pesannya.

Direktur Klinik Yasyfa, Ruli Oktavian, menambahkan, program ini bukan hanya merawat pasien. Tetapi juga, memberikan edukasi dan dukungan nutrisi kepada ibu hamil.

Ia menegaskan, kesehatan adalah tanggung jawab berbagai pihak, dan Klinik Yasyfa mendukung sepenuhnya program ini dalam mendukung kesehatan masyarakat.

Adapun tindaklanjut dari kegiatan ini, kata Ruli, pihaknya akan melakukan follow up, para peserta yang mendapatkan catatan kurang baik dari hasil pemeriksaan.

Sehingga, bisa melakukan konsultasi hasil pemeriksaan tiroid dengan dokter, khususnya yang ada di Klinik Yasyfa.

“Harapannya ini dapat direplikasi di tempat-tempat lain, didukung oleh IDI Garut, berharap dengan Pemda juga turut serta bersama-sama untuk mensukseskan Indonesia sehat,” sebutnya.