BERITA GARUT, society.ruber.id – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut menggelar acara Pelatihan Pemandu Keselamatan Wisata Tirta.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ballroom Hotel Cahaya Villa, Jalan Raya Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Senin, 19 Juni 2023.
Pelatihan selama dua hari, dari 19-20 Juni ini, diikuti 40 peserta pemandu keselamatan dari Desa Wisata yang ada di Kabupaten Garut.
Siapkan Tenaga Pemandu Wisata yang Berwawasan
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Agus Ismail, pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga-tenaga pemandu yang memiliki wawasan.
Selain itu, memiliki kemampuan dan keterampilan dalam keselamatan wisata tirta.
Terlebih, Kabupaten Garut sangat banyak memiliki objek wisata tirta. Seperti kolam renang, sungai, situ, jeram, dan pantai.
Sehingga, dapat memberikan rasa aman kepada pengunjung.
Agis, sapaan akrabnya, berharap, melalui pelatihan ini bisa terwujud destinasi wisata yang aman, tertib dan dapat meminimalisasi terjadinya kecelakaan air.
Edukasi Pemandu Keselamatan wWsata Tirta di Garut
Sekretaris BPBD Garut Kartika Sari Putri selaku narasumber, mengatakan, pelatihan ini merupakan salah satu upaya dari Disparbud Garut. Yaitu, dengan menggandeng BPBD Garut dalam mengedukasi para pemandu keselamatan wisata tirta di Kabupaten Garut.
Kartika mengatakan, salah satu wisata yang diunggulkan di Kabupaten Garut adalah wisata tirta. Baik itu wisata laut yang berada di Garut wilayah Selatan, maupun wisata danau dan sungai.
“Nah, pada kesempatan kali ini kalau saya lebih berbicara terkait dengan risiko bencananya seperti apa. Kemudian, upaya mitigasi apa yang kami sudah dan akan laksanakan terkait dengan kegiatan wisata tirta,” ucap Kartika.
Kartika berharap, setelah adanya pelatihan ini, pemandu keselamatan wisata tirta di Kabupaten Garut dapat lebih siaga dan lebih siap jika terjadi hal-hal yang di luar prediksi.
Salah satunya, dengan memasang rambu-rambu seperti rambu titik kumpul, jalur evakuasi, dan penentuan tempat jika terdapat korban kecelakaan di tempat wisata tirta. Termasuk, tidak hanya karena berhubungan dengan airnya itu sendiri.
“Misalnya di Cipanas ini kan ada bahaya dari Gunung Guntur, kemudian ada bahaya tsunami juga kayak gitu. Itu, harus dipikirkan lebih matang, disiapkan lebih matang ke depan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bekerja sama juga dengan stakeholder pelaku wisata,” ucap Kartika.
Teknis Mitigasi
Salah satu anggota Unit Reaksi Cepat, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Garut, Irfan Fauzan Ansori mengatakan, teknis mitigasinya sendiri adalah melengkapi rambu-rambu keselamatan.
Irfan berharap, adanya pelatihan ini bisa membantu para petugas keselamatan untuk bisa berlatih lebih. Sehingga, tidak terjadi hal yang tidak diinginkan di tempat wisata tirta.
“Kebetulan untuk lev jaket juga perlu diperhatikan untuk di wisata-wisata tirta. Terutama, di Situ Bagendit yang sangat banyak pengunjung di waktu weekend,” kata Irfan.
Di tempat yang sama, pemandu keselamatan dari Desa Sindangkasih, selaku peserta, Andi Nurdiana mengaku mendapat wawasan baru terkait tata cara menolong seseorang, tidak hanya praktek namun juga teorinya.
“Dihasilkan tata cara untuk menolong seseorang, ya dari perlengkapan, rambu-rambu, dan juga fasilitasnya untuk dikembangkan. Ya, untuk diterapkannya mungkin fasilitasnya, menambah rambu-rambunya cukup,” katanya.