Gus Yaqut Bicara soal Strategi NU Jaga Kedaulatan Politik dan Kesejahteraan Warga

Gus Yaqut Bicara soal Strategi NU
Kepala Satgas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU), Gus Yaqut. ist/ruber.id

COMMUNITY, society.ruber.id – Dalam menghadapi Pemilu 2024, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas menegaskan perlunya Nahdlatul Ulama (NU) menetapkan batas yang jelas terhadap interaksi dengan politisi.

Ia menyampaikan, pengalaman sebelumnya menunjukkan NU sering kali menjadi objek tanpa mendapatkan manfaat selama periode politik.

Menteri Agama RI ini menyebutkan, NU kini memasang garis demarkasi, menuntut komitmen yang jelas dari pihak mana pun yang ingin berinteraksi dengan warga NU.

Dalam pidatonya sebagai Kepala Satgas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU), Gus Yaqut menegaskan, politisi harus memberikan manfaat konkret bagi warga NU. Bukan sekadar menganggap mereka sebagai pemilik suara.

Gus Yaqut mengutip kata-kata KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang menggambarkan warga NU pada tahun politik. Yaitu, hanya sebagai pihak yang diperlukan saat mobil politik “mogok” dan diabaikan setelahnya.

Dengan pemasangan stiker dan spanduk sebagai tanda garis demarkasi, NU bertekad agar warga mereka tidak lagi diabaikan oleh politisi.

Pemasangan 2.7 juta stiker di rumah-rumah warga dan 4500 desa di Jawa Barat bukan hanya simbol. Melainkan juga, penanda berjalannya program Bimbingan Keluarga, Bimwim Catin, Berkah Keuangan, Cegah Stunting Perspektif Agama melalui Penguatan Posyandu. Kemudian, Pendidikan Sebaya Siswa SMA untuk Cegah Stunting, Perhutanan Sosial, dan Bimbingan Anak dan Remaja.

“Strategi ini, diharapkan dapat menjaga kedaulatan politik NU dan meningkatkan kesejahteraan warga dalam konteks politik nasional,” kqta Gus Yaqut.